Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara dari hubungan dua variabel atau lebih yang harus diuji kebenarannya. Pada hipotesis ada variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent) yang dirumuskan secara jelas dan lebih spesifik serta tidak menimbulkan banyak makna. Hipotesis harus dapat dibuktikan secara empiris dan dapat dievaluasi berdasarkan data-data yang diperoleh. Contoh peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa SMP yang menggunakan pendekatan SAVI lebih baik dari pada siswa SMP yang menggunakan pembelajaran biasa. Pada contoh tersebut yang menjadi variabel bebasnya adalah pendekatan SAVI (Somatis, Auditori, Visualisasi, dan Intelektual) sedangkan kemampuan penalaran matematis merupakan variabel terikatnya.
Menurut bentuknya hipotesis terbagi menjadi tiga bagian:
1. Hipotesis Penelitian / kerja (Ha) yang merupakan angapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang sedang dikaji atau diteliti yang dianggap benar yang kemudian akan dibuktikan dengan pengujian hipotesis berdasarkan data-data yang diperoleh dalam penelitian.
Contoh:
Ha = Peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa SMP yang menggunakan
pendekatan SAVI lebih baik dari pada siswa SMP yang menggunakan
pembelajaran biasa.
2. Hipotesis Opesional (Ho) yaitu hipotesis yang bersifat objektif dan didasarkan pada anggapan dasar yang belum tentu benar setelah dilakukan pengujian berdasarkan data-data yang diperoleh saat penelitian. dengan kata lain, hipotesis nol adalah jawaban sementara yang menyatakan ketidakbenaran dari suatu fenomena atau tidak adanya hubungan diantara variabel bebas dengan variabel terikat.
Contoh:
Ho = Peningkatan kemampuan penalaran matematis siswa SMP yang menggunakan
pendekatan SAVI tidak lebih baik dari pada siswa SMP yang menggunakan
pembelajaran biasa.
3. Hipotesis Statistik yaitu dugaan sementara yang dirumuskan dalam bentuk notasi statistik.
Berdasarkan jenisnya, hipotesis penelitian terbagi menjadi:
1. Hipotesis Deskriptif yaitu hipotesis yang menggambarkan suatu fenomena tertentu dan tidak ada variabel yang dibandingkan atau dihubungkan dengan variabel lain. Dengan kata lain, variabelnya bersifat mandiri.
Contoh:
Disiplin Mahasiswa Pendidikan Matematika FKIP Universitas Singaperbangsa sangat tinggi.
2. Hipotesis Komparatif yaitu dugaan sementara untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan yang bersifat membandingkan atau membedakan antara satu data dengan data lainnya. Dengan kata lain hipotesis yang menunjukkan dugaan sementara pada nilai satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda.
3. Hipotesis Assosiatif yaitu hipotesis yang digunakan untuk menberi jawaban terhadap permasalahan yang bersifat hubungan atau pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya.
Contoh:
Ada hubungan antara penggunaan media pembelajaran berbasis aplikasi Geogebra terhadap kemampuan penalaran matematik siswa SMA.
Petanyaan:
1. Bagaimanakan pengertian hipotesis menurut Anda berdasarkan pendapat para ahli yang Anda ketahui?
2. Berikan contoh hipotesis statistik? dari mana Anda mendapatkannya?
3. Berikan pula contoh hipotesis komparatif dan berikan alasan Anda?
4. Bagaimana cara merumuskan hipotesis? Jelaskan!
5. Bagaimana taraf kesalahan dalam pengujian suatu hipotesis penelitian? Jelaskan!
Haerudin, M.Pd
Rabu, 05 Februari 2020
Rabu, 25 September 2019
Jenis dan Karakteristik Maedia Pembelajaran Matematika
JENIS DAN
KARAKTERISTIK
MEDIAPEMBELAJARAN
MATEMATIKA
A.
Jenis-jenis Media Pembelajaran
Banyak sekali jenis media yang
sudah dikenal dan digunakan dalam penyampaian informasi dan pesan – pesan
pembelajaran. Setiap jenis atau bagian dapat pula dikelompokkan sesuai dengan
karakteristik dan sifat – sifat media tersebut. Sampai saat ini belum ada
kesepakatan yang baku dalam mengelompokkan media. Jadi banyak tenaga ahli
mengelompokkan atau membuat klasifikasi media akan tergantung dari sudut mana
mereka memandang dan menilai media tersebut. Klasifikasi media dapat dilihat
dari jenisnya, daya liputnya dan dari bahan serta cara pembuatannya. Dilihat
dari jenisnya, Media dibagi ke dalam:
1.
Media
Auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemmpuan suara saja, seperti :
radio, cassette recorder, piringan hitam media ini tidak cocok untuk orang yang
mempuyai kelainan dalam pendengaran.
2.
Media
Visual adalah media yang mengandalkan indra penglihatan. Media ini menampilkan
gambar diam seperti film, rangkai foto, gambar atau lukisan, cetakandan juga
yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, film
kartun.
3. Media
Audiovisual adalah media yang mempunyai unsur rupa dan gambar.yang dibagi atas:
Audiovisual diam audiovisual gerak
Penggolongan
media pembelajaran menurut Gerlach
dan Ely yang dikutip
oleh Rohani (1997 : 16) yaitu:
1.
Gambar
diam, baik dalam bentuk teks, bulletin, papan display, slide, film strip, atau
overhead proyektor.
2.
Gambar
gerak, baik hitam putih, berwarna, baik yang bersuara maupun yang tidak
bersuara.
3. Rekaman
bersuara baik dalam kaset maupun piringan hitam.
4. Televisi
5. Benda–benda
hidup, simulasi maupun model.
6.
Instruksional
berprograma ataupun CAI (Computer Assisten Instruction). Penggolongan media
yang lain, jika dilihat dari berbagai sudut pandang
- adalah sebagai berikut:
- Dilihat dari jenisnya media dapat digolongkan menjadi media Audio, media Visual dan media Audio Visual.
9.
Dilihat
dari daya liputnya media dapat digolongkan menjadi media dengan daya liput luas
dan serentak, media dengan daya liput yang terbatas dengan ruang dan tempat dan
media pengajaran individual.
10. Dilihat dari bahan pembuatannya media dapat
digolongkan menjadi media sederhana (murah dan mudah memperolehnya) dan media
komplek.
11. Dilihat dari bentuknya media dapat digolongkan
menjadi media grafis (dua dimensi), media tiga dimensi, dan media elektronik.
B. Jenis-Jenis Media Pembelajaran Menurut Para Ahli
Herry
(2007:6.31) menyatakan: “Ada tiga jenis media pembelajaran yang dapat dikembangkan dan digunakan dalam
kegiatan pembelajaran oleh guru di sekolah, yaitu:
a. Media visual adalah media yang hanya dapat
dilihat dengan menggunakan indra penglihatan terdiri atas media yang dapat
diproyeksikan (projekted visual) dan media yang tidak dapat diproyeksikan
(nonprojekted visual).
b. Media audio. adalah media yang mengandung
pesan dalam bentuk auditif yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
dan kemauan para siswauntuk mempelajari bahan ajar dan jenisnya.
c. Media audio visual merupakan kombinasi dari
media audio dan media visual atau media pandangan dan pendengaran”.
Menurut
Heinich and Molenda (2009) terdapat enam jenis dasar dari media pembelajaran,
yaitu:
1. Teks. Merupakan elemen dasar dalam menyampaikan suatu informasi yang mempunyai
berbagai jenis dan bentuk tulisan yang berupaya memberi daya tarik dalam penyampaian informasi.
2. Media audio. Membantu menyampaikan maklumat dengan lebih berkesan dan membantu
meningkatkan daya tarikan terhadap sesuatu persembahan.Jenis audio termasuk
suara latar, musik, atau rekaman suara, dan lainnya.
3. Media visual. Media yang dapat memberikan rangsangan-rangsangan visual seperti
gambar/photo, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster, papanbuletin, dan
lainnya.
4. Media proyeksi gerak. Termasuk di dalamnya film gerak, film gelang, program
TV, video kaset (CD, VCD, atau DVD).
5. Benda-benda tiruan/miniatur. Termasuk di dalamnya benda-benda tiga dimensi
yang dapat disentuh dan diraba oleh siswa. Media ini dibuat untukmengatasi
keterbatasan baik obyek maupun situasi sehingga proses pembelajaran tetap
berjalan dengan baik.
Menurut Rudy Brets, ada 7 (tujuh) klasifikasi
media, yaitu :
- Media audio visual gerak, seperti : Film
bersuara, film pada televisi,
- Televisi dan animasi.
- Media audio visual diam, seperti : Slide.
- Audio semi gerak, seperti : tulisan bergerak
bersuara.
- Media visual bergerak, seperti : Film bisu.
- Media visual diam, seperti : slide bisu,
halaman cetak, foto.
- Media audio, seperti : radio, telephon, pita
audio.
- Media cetak, seperti : buku, modul.
B. Kriteria Pemilihan Media
Pembelajaran
Memilih media hendaknya tidak
dilakukan secara sembarangan, melainkan didasarkan atas kriteria tertentu.
Kesalahan pada saat pemilihan, baik pemilihan jenis media maupun pemilihan
topik yang dimediakan, akan membawa akibat panjang yang tidak kita inginkan di
kemudian hari. Banyak pertanyaan yang harus kita jawab sebelum kita menentukan
pilihan media tertentu.
Menurut E.T Ruseffendi, beberapa
persyaratan yang harus dimiliki alat peraga diantara lain sebagai berikut ini :
a. Tahan
lama (dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat ).
b. Bentuk
dan warnanya menarik.
c. Sederhana
dan mudah dikelola.
d. Ukurannya
sesuai (seimbang) dengan fisik anak.
- Dapat
menyajikan konsep matematika baik dalam bentuk real, gambar, atau diagram.
f. Sesuai
dengan konsep matematika.
g. Dapat
memperjelaskan konsep matematika dan bukan sebaliknya.
- Peragaan
itu supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berfikir abstrak bagi
siswa.
- Menjadikan
siswa belajar aktif dan mandiri dengan memanipulasi alat peraga.
j.
Bila mungkin alat peraga tersebut
bisa berfaedah lipat (banyak)
Kesepuluh persyaratan alat peraga
diatas dapat kita pergunakan sebagai poin-poin dalam kriteria untuk penilaian
sesuatu alat peraga. Sedangkan secara umum, kriteria yang harus dipertimbangkan
dalam pemilihan media pembelajaran diuraikan sebagai berikut.
1. Tujuan
Apa tujuan pembelajaran (standar
kompetensi dan kompetensi dasar) yang ingin dicapai? Apakah tujuan itu masuk
ranah kognitif, afektif, psikomotor, atau kombinasinya? Jenis rangsangan indera
apa yang ditekankan: apakah penglihatan, pendengaran, atau kombinasinya? Jika
visual, apakah perlu gerakan atau cukup visual diam? Jawaban atas pertanyaan
itu akan mengarahkan kita pada jenis media tertentu, apakah media realia,
audio, visual diam, visual gerak, audio visual gerak dan seterusnya.
2. Sasaran didik
Siapakah sasaran didik yang akan
menggunakan media? bagaimana karakteristik mereka, berapa jumlahnya, bagaimana
latar belakang sosialnya, bagaimana motivasi dan minat belajarnya? dan
seterusnya. Apabila kita mengabaikan kriteria ini, maka media yang kita pilih
atau kita buat tentu tak akan banyak gunanya. Mengapa? Karena pada akhirnya
sasaran inilah yang akan mengambil manfaat dari media pilihan kita itu. Oleh
karena itu, media harus sesuai benar dengan kondisi mereka.
3. Karakteristik Media yang bersangkutan
Bagaimana karakteristik media
tersebut? Apa kelebihan dan kelemahannya, sesuaikah media yang akan kita pilih
itu dengan tujuan yang akan dicapai? Kita tidak akan dapat memilih media dengan
baik jika kita tidak mengenal dengan baik karakteristik masing masing media.
Karena kegiatan memilih pada dasamya adalah kegiatan membandingkan satu sama
lain, mana yang lebih baik dan lebih sesuai dibanding yang lain. Oleh karena
itu, sebelum menentukan jenis media tertentu, pahami dengan baik bagaimana
karaktristik media tersebut.
4. Waktu
Yang dimaksud waktu di sini
adalah berapa lama waktu yang diperlukan untuk mengadakan atau membuat media
yang akan kita pilih, serta berapa lama waktu yang tersedia/yang kita memiliki,
cukupkah? Pertanyaan lain adalah, berapa lama waktu yang diperlukan untuk
menyajikan media tersebut dan berapa lama alokasi waktu yang tersedia dalam
proses pembelajaran? Tak ada gunanya kita memilih media yang baik, tetapi kita
tidak cukup waktu untuk mengadakannya. Jangan sampai pula terjadi, media yang
telah kita buat dengan menyita banyak waktu, tetapi pada saat digunakan dalam pembelajaran
temyata kita kekurangan waktu.
5. Biaya
Faktor biaya juga merupakan
pertanyaan penentu dalam menyewa media tersebut? Bisakah kita mengusahakan
biaya tersebut/apakah besarnya biaya seimbang dengan tujuan belajar yang hendak
dicapai? Tidak mungkinkah tujuan belajar itu tetap dapat dicapai tanpa memilih
media. Bukankah penggunaan media pada dasarnya dimaksudkan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Apalah artinya kita menggunakan media,
jika akibatnya justru pemborosan. Oleh sebab itu, faktor biaya menjadi kriteria
yang harus kita pertimbangkan. Berapa biaya yang kita perlukan untuk membuat, membeli
atau menggunakan media itu, adakah alternatif media lain yang lebih murah namun
tetap dapat mencapai tujuan belajar? Media yang mahal belum tentu lebih efektif
untuk mencapai tujuan belajar dibandingkan media sederhana dan murah.
6. Ketersediaan
Kemudahan dalam memperoleh media
juga menjadi pertimbangan kita. Adakah media yang kita butuhkan itu di sekitar
kita, di sekolah atau di pasaran? Kalau kita harus membuatnya sendiri, adakah
kemampuan, waktu tenaga dan sarana untuk membuatnya? Kalau semua itu ada,
pertanyaan berikutnya adalah tersediakah sarana yang diperlukan untuk
menyajikannya di kelas? Misalnya, untuk menjelaskan tentang proses terjadinya
gerhana matahari memang lebih efektif disajikan melalui media video. Namun
karena di sekolah tidak ada video player, maka sudah cukup bila digunakan alat
peraga gerhana matahari.
7. Konteks Penggunaan
Konteks penggunaan maksudnya adalah
dalam kondisi dan strategi bagaimana media tersebut akan digunakan. Misalnya:
apakah untuk belajar individual, kelompok kecil, kelompok besar atau masal?
Dalam hal ini kita perlu merencanakan strategi pembelajaran secara keseluruhan
yang akan kita gunakan dalam proses pembelajaran, sehingga tergambar kapan dan
bagaimana konteks penggunaaan media tersebut dalam pembelajaran.
8. Mutu Teknis
Kriteria ini terutama untuk
memilih/membeli media siap pakai yang telah ada, misalnya program audio, video,
grafis atau media cetak lain. Mutu teknis media tersebut, visual jelas,
menarik, dan cocok; suaranya jelas dan enak didengar, jangan sampai hanya
karena keinginan kita untuk menggunakan
media saja, lantas media yang kurang bermutu kita paksakan penggunaannya.
Jenis-jenis Alat Peraga dalam
Pembelajaran Matematika
Adapun jenis-jenis alat peraga dalam pembelajaran
matematika antara lain :
Alat peraga kekekalan luas
Luas daerah persegi panjang, luas
daerah bujur sangkar, luas permukaan balok, tangram, luas permukaan kubus, dan
lain-lainnya.
Alat peraga kekekalan panjang
Tangga garis bilangan, neraca
bilangan, mistar hitung, batang Coisenaire.
Alat peraga kekekalan volum
Blok Dienes, volume kubus, volum
balok, volum bola, volum kerucut, volum limas.
Alat peraga kekekalan banyak
Abacus Biji (Romawi, Rusia, dan Cina/Jepang), lidi
dan kartu nilai tempat.
Alat peraga untuk pengukuran
dalam matematika
Meteran, busur derajat,
klinometer, jangka sorong, roda meteran, hypsometer, jepit bola, dan
lain-lainya.
Bangun-bangun geometri
Macam-macam daerah segitiga,
pengubinan daerah segitiga, pengubinan daerah lingkaran, pengubinan daerah
ellips, pengubinan daerah segi banyak, kerangka benda ruang dan benda-benda
ruang.
Alat peraga untuk permainan dalam
matematika
Mesin fungsi, menara Hanoi,
mobiles, kartu domino, kartu penebak angka, nomograf, dan lain-lainnya.
PENGERTIAN TRANSFORMASI
Pertemuan
3 TRANSFORMASI
Materi
Prasyarat:
1.
Definisi 1.7 (Fungsi)
Suatu
relasi f dari himpunan A ke himpunan B disebut fungsi dari A ke B jika
dan hanya jika setiap x anggota A ada tunggal y anggota B sehingga (x, y)
anggota f.
Dengan
kata lain:Setiap x anggota A, Ada y anggota B berlaku y =
f(x).
2.
Definisi 1.8 (Fungsi kepada/Surjektif/Onto)
Misalkan
f fungsi dari himpunan A ke
himpunan B. Fungsi ini disebut fungsi A kepada B (fungsi kepada/Surjektif/Onto)
jika dan hanya jika untuk setiap y anggota B, ada x anggota A
sehingga berlaku y = f(x).
Dengan
kata lain bahwa untuk setiap y anggota B memiliki paling tidak ada x anggota A
demikian sehingga berlaku y = f(x).
x
disebut prapeta dari y dan y atau f(x) merupakan peta dari x.
3.
Definisi 1.9
Misalkan
f fungsi dari himpunan A ke
himpunan B. Fungsi ini disebut fungsi satu-satu (Injektif) dari A ke B jika dan
hanya jika untuk setiap x, y anggota A,
jika x tidak sama dengan y
maka f(x) tidak sama dengan f(y).
Ekuivalen
dengan pernyataan untuk setiap x, y anggota A,
jika x sama dengan y
maka f(x) sama dengan f(y) (Teorema 1.1) dan untuk setiap x, y anggota A,
jika f(x) sama dengan f(y) maka x sama dengan y
(Teorema 1.2)
4.
Definisi 1.10
Fungsi
f dari himpunan A ke himpunan B
disebut fungsi bijektif jika dan hanya jika f merupakan fungsi kepada
(Surjektif/Onto) dan fungsi satu-satu (Injektif).
Pengertian Transformasi
Definisi
1.11
Misalkan
V bidang Euclides. Fungsi T dari V ke V disebut suatu
transformasi jika dan hanya jika sebuah fungsi yang bijektif.
Pernyataan
di atas dapat diartikan pula bahwa T dikatakan suatu Transformasi jika memenuhi
syarat berikut:
1. Fungsi T dari V ke V
2.
T suatu fungsi yang bijektif, artinya T merupakan fungsi
yang Surjektif dan juga Injektif.
Contoh:
1
Misalkan
V bidang Euclides dan A sebuah titik tertentu pada V. Ditetapkan relasi T
sebagai berikut:
- T(P) = A, jika
P = A.
- Jika P anggota V dan P tidak sama dengan A, maka ada T(P) = Q dengan Q merupakan titik tengah ruas garis AP
Apakah
relasi T merupakan suatu transformasi?
Penyelesaian:
Akan
dibuktikan bahwa:
- T suatu fungsi dari V ke V.
Setiap
unsur di V memiliki peta di V juga.
Ambil
sembarang titik P anggota V,
sudah ada satu titik A anggota V juga sehingga kemungkinan yang terjadi titik P = A atau P tidak sama dengan A.
a.
Untuk P = A, (Definisi 1.7) bahwa ada tunggal A anggota V,
yang merupakan peta dari P sehingga berlaku T(P) = A.
Jelas, bahwa untuk P = A, berlaku untuk setiap P anggota V, ada A anggota V sehingga berlaku T(P)
= A sehingga T merupakan fungsi dari V ke V.
b. Untuk P tidak sama dengan A,
bahwa ada gari AP anggota V
(tunggal), kita tau bahwa pada setiap garis terdapat satu titik tengah. Jadi,
garis AP mempunyai satu titik misalkan Q
(tunggal). Sehingga, Jika Q anggota garis AP dan garis AP anggota V
maka Q anggota V.
Jadi, untuk P tidak sama dengan A,
ada Q anggota V
sehigga berlakuT(P) = Q dan Q titik tengah garis AP. Karena untuk P anggota V
ada T(P) = Q yang tunggal maka T fungsi dari V ke V.
Kesimpulan: untuk P anggota V, ada Q anggota V
demikian sehingga berlaku T(P) = Q sehingga T merupakan fungsi dari V ke V.
berikutnya akan
dibuktikan bahwa:
2.
a. T suatu fungsi
Kepada (Surjektif/Onto).
Ingat bahwa T fungsi Surjektif jika dan
hanya jika untuk setiap y anggota V, ada x anggota V
sehingga berlaku y = T(x).
Penyelesaian:
Ambil
sembarang titik R anggota V,
sudah ada satu titik A anggota V
sehingga kemungkinan yang terjadi titik R = A atau R tidak sama dengan A.
a. Untuk R = A,
(definisi 1.8) bahwa ada tunggal A anggota V,
yang merupakan prapeta dari R sehingga T(R) = A atau R mempunyai prapeta yaitu
A sendiri.
Dengan kata lain bahwa: untyk setiap R anggota V, ada A anggota V
sehingga berlaku A = T(R).
Jelas bahwa T suatu fungsi yang
Surjektif.
b. Untuk R tidak sama dengan A,
berdasarkan Geometri Euclides bahwa ada garis AR anggota V
(tunggal), setiap garis AR terdapat satu titik tengah, misalkan M. Jadi M
adalah prapeta dari R. Akibatnya untuk R tidak sama dengan A, ada M anggota V demikian sehingga berlaku T(M) = R dan M titik tengah garis AR.
Atau untuk setiap R anggota V, ada M anggota V
sehingga berlaku T(R) = M.
Jelas bahwa T suatu fungsi yang
Surjektif.
Kesimpulan:
Karena
setiap R anggota V
mempunyai prapeta oleh fungsi T maka T merupakan suatu fungsi Surjektif.
Akan
dibuktikan bahwa:
2.b. T suatu fungsi Satu-satu (Injektif).
Petunjuknya bahwa T fungsi
Injektif jika dan hanya jika untuk setiap x, y anggota A, jika x tidak sama dengan y maka f(x) tidak sama denganf(y) atau jika x = y maka f(x) = f(y) atau jika f(x) = f(y) maka x = y.
Penyelesaian:
Berdasarkan
petunjuk di atas haruslah mengambil dua buah titik sembarang agar memenuhi
definisi di atas.
Sehigga,
ambil sembarang titik misalkan titik P dan Q anggota V, dan
berlaku T(P) = T(Q). Sudah didefinisikan bahwa ada titik A anggota V.
Dari keadaan ini terdapat dua kasus yaitu P = A, P tidak sama dengan A
dan Q = A, Q tidak sama dengan A.
1) Ambil terlebih
dahulu P = A dan Q = A
Untuk P = A, berlaku T(P) = P = A. Sementara ada T(P) =
T(Q), ini berarti ada juga T(Q) = A sehingga Q = A dan P = Q.
Untuk Q = A, berlaku T(Q) = Q = A. Sementara ada T(P) =
T(Q), ini berarti ada juga T(P) =A sehingga Q = A dan P = Q.
Jelas bahwa, untuk setiap P, Q anggota V, jika T(P) = f(Q) maka P = Q. Sehingga T
merupakan fungsi injektif.
2)
Untuk P tidak sama dengan A, dan Q tidak sama dengan A.
Misalkan kita punya T(P) = P1
dan T(Q) = Q1 maka P1 anggota garis PA dan Q1 anggota garis QA. Karena P1 anggota garis PA maka ruas garis PP1 = AP1 dan Q1 anggota garis QA maka ruas garis QQ1 = AQ1. Karena T(P) =
T(Q) berarti P1 = Q1 dan panjang garis AP1 = AQ1 akibatnya panjang garis PA = QA sehingga titik A, P, dan Q kolinear (pada
titik yang berbeda).
Karena titik A, P, dan Q
kolinear dan sementara P1 = Q1 dengan P1 titik tengah garis PA dan Q1 titik tengah QA maka P = Q.
Jadi, setiap P dan Q anggota V, T(P) = T(Q) terdapat P = Q sehingga T
merupakan fungsi satu-satu.
Kesimpulan karena T fungsi
kepada dan fungsi satu-satu maka T adalah suatu transformasi.
Latihan Soal:
1.
Diberikan garis g pada bidang
Euclides V. Ditetapkan relasi T sebagai berikut:
a. T(P) = P jika P anggota garis g
b. T(P) = Q jika g sumbu dari garis PQ
Apakah relasi T merupakan suatu transformasi?
2.
Diberikan garis g pada bidang
Euclides V dan P anggota V. Ditetapkan relasi T sebagai beriku:
a. T(P) = P jika P anggota garis g
b. T(P) = Q sehingga P titik tengah ruas garis tegak
lurus dari Q ke garis g, jika P bukan anggota g.
Apakah relasi T merupakan suatu transformasi?
Langganan:
Postingan (Atom)