BAB II
MANFAAT,
PERAN, DAN FUNGSI
MEDIA
PEMBELAJARAN MATEMATIKA
A. Manfaat Media Pembelajaran
Sesuai dengan tujuan diberikannya
matematika di sekolah, kita dapat melihat bahwa matematika sekolah memegang
peranan sangat penting. Anak didik memerlukan matematika untuk memenuhi
kebutuhan praktis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan siswa/i dari pembelajaran matematika, diantaranya
:
1. Dapat
berhitung,
2. Dapat
menghitung isi dan berat,
3. Dapat
mengumpulkan,
4. Dapat
mengolah data,
5. Dapat
menyajikan data,
6. Dapat
menafsirkan data dan
7. Dapat
menggunakan kalkulator dan komputer.
Selain itu, peran pembelajaran matematika
yang lain adalah agar mampu mengikuti pelajaran matematika lebih
lanjut, membantu memahami bidang studi lain seperti fisika, kimia, arsitektur,
farmasi, geografi, ekonomi, dan sebagainya, dan agar para siswa dapat berpikir
logis, kritis, dan praktis, beserta bersikap positif dan berjiwa kreatif.
Sebagai warga negara Indonesia
yang berhak mendapatkan pendidikan seperti yang tertuang dalam UUD 1945,
tentunya harus memiliki pengetahuan umum minimum. Pengetahuan minimum itu
diantaranya adalah matematika. Oleh sebab itu, matematika sekolah sangat
berarti baik bagi para siswa yang melanjutkan studi maupun yang tidak.
Bagi mereka yang melanjutkan studi, matematika dapat digunakan
dalam berdagang dan berbelanja,
dapat berkomunikasi melalui tulisan/gambar seperti membaca grafik dan
persentase, dapat membuat catatan-catatan dengan angka, dan
lain-lain. Kalau diperhatikan pada berbagai media massa, seringkali
informasi disajikan dalam bentuk persen, tabel, bahkan dalam bentuk diagram.
Dengan demikian, agar orang dapat memperoleh informasi yang benar dari apa yang
dibacanya itu, mereka harus memiliki pengetahuan mengenai persen, cara membaca
tabel, dan juga diagram. Dalam hal inilah matematika memberikan peran
pentingnya. Sedangkan bagi mereka yag tidak melanjutnya studi, matematika
biasanya digunakan pada penjualan dan perdagangan di pasar tradisional,
menghitung Zakat, perhtubgan yang berhubungan dengan ibu hamil, dipake dalam
perhitungan bercocok tanam padi, palawija, atau pun mengambil ikan dari
laut agi paera nelayan.
Sejalan dengan kemajuan zaman,
tentunya pengetahuan semakin berkembang. Supaya suatu negara bisa lebih maju,
maka negara tersebut perlu memiliki manusia-manusia yang hebat dalam bidang
teknologi. Untuk keperluan ini tentunya mereka perlu belajar matematika sekolah
terlebih dahulu karena matematika memegang peranan yang sangat penting bagi
perkembangan teknologi itu sendiri. Tanpa bantuan matematika tidak mungkin terjadi
perkembangan teknologi seperti sekarang ini.
Namun demikian, matematika
dipelajari bukan untuk keperluan praktis saja, tetapi juga untuk perkembangan
matematika itu sendiri. Jika matematika tidak diajarkan di sekolah maka sangat
mungkin matematika akan punah. Selain itu, sesuai dengan karakteristiknya yang
bersifat hirarkis, untuk mempelajari matematika lebih lanjut harus mempelajari
matematika level sebelumnya. Seseorang yang ingin menjadi ilmuawan dalam bidang
matematika, maka harus belajar dulu matematika mulai dari yang paling dasar.
Dapat kita simpulkan bahwa
matematika sekolah memiliki peranan yang sangat penting baik bagi siswa maupun
mahasiswa agar mereka memiliki bekal pengetahuan dan untuk pembentukan sikap
serta pola pikirnya, warga negara pada umumnya supaya dapat hidup layak, untuk
kemajuan negaranya, dan untuk matematika itu sendiri dalam rangka melestarikan,
mengembangkannya juga untuk membuat matematika itu lebih asik dan menyenangkan.
Sebagai salah satu bagian dari sistem pengajaran , media pemebelajaran memiliki
kedudukan dan peran yang sangat penting .
Gerlach
dan Ely (Ibrahim, 1982 : 7) menyatakan
bahwa “ intructional media play a
key role in the design and use of sistematic instruction “. (media
instruksional memainkan peran penting dalam desain dan penggunaan pengajaran
yang sistematis).
Setiap peserta didik akan dapat
memperoleh pengetahuan dengan cara memproses pengetahuan yang ditangkap oleh
indera nya , baik indera pendengaran , penglihatan maupun indera yang lain,
sehingga dalam hal ini media menjalankan perannya sebagai fasilitator peserta
didik agar lebih mudah memahami dan mengelola apa yang diterimanya. Pemanfaatan
media pembelajaran dalam proses belajar mengajar secara tepat dapat membantu
menjadikan pengalaman belajar lebih jelas. Edgar Dale (Lataheru; 1988: 23)
menyebutkan beberapa manfaat media pembelajaran dalam proses belajar mengajar,
sebagai berikut:
1. Perhatian
anak terhadap materi tinggi
2. Anak
didik mendapatkan pengalaman kongkret.
3. Mendorong
anak untuk belajar secara mandiri
4. Hasil
yang dipelajari atau diperoleh anak didik sulit dilupakan.
Adapun Penggunaan media komputer
dalam proses belajar-mengajar merupakan salah satu alternatif guru untuk
menyeragamkan media pengajaran sehingga merangsang siswa dalam berpikir, perhatian,
perasaan dan minat siswa untuk memungkinkan terjadinya proses belajar-mengajar
yang timbal balik antara guru dan siswa.
B. Peran Media Pembelajaran
Peran media pembelajaran antara lain:
1.
Memperjelas
penyajian materi agar tidak hanya bersifat verbal (dalam bentuk kata-kata
tertulis atau tulisan)
2.
Mengatasi
keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, karena menurut para ahli kemampuan
daya serap manusia dalam memahami masalah dengan panca indera:
a.
Telinga
(pendengaran) 13%
b.
Mata
(Penglihatan) 75%
c.
Hidung
(penciuman) 3%
3. Menghindari
kesalahpahaman terhadap suatu objek dan konsep
4. Menghubungkan
yang nyata dengan yang tidak nyata.
Seperti yang telah disebutkan di atas
media sangat berperan penting dalam proses pembelajaran khususnya dalam
pembelajaran Matematika. Terdapat beberapa alasan pentingnya media dalam
pembelajaran matematika, yaitu :
a. Objek matematika itu abstrak
sehingga memerlukan peragaan
Dengan alat pembelajaran
matematika, materi matematika yang abstrak disajikan kedalam pendekatan yang
lebih konkret, ada visualisasinya, serta manfaat dalam mempelajari materi
tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Sementara menurut Murwani (1999), untuk
membelajarkan matematika secara benar pada siswa mutlak harus menggunakan alat
peraga untuk memudahkan siswa mengenal konsep-konsep matematika.
b. Sifat materi matematika tidak mudah dipahami
Materi dari matematika bersifat
abstrak, hal ini menjadikan materi matematika tidak mudah dipahami oleh
kebanyakan siswa. Maka dari itu dengan alat pembelajaran matematika siswa
diharuskan berpartisipasi lebih aktif, mereka tidak hanya melihat, mendengar,
dan memperhatikan saja, tetapi mereka juga harus melakukan/latihan, sehingga
pembelajaran minds on dan hands on bisa tercapai, konsep dibangun oleh siswa sendiri.
Contohnya : dalam metode eliminasi, apabila disajikan dalam alat peraga maka
tiap langkah yang harus dilakukan tidak dihapal oleh siswa tetapi dipahami,
mereka membangun konsep sendiri dan mereka tahu alasan melakukan tiap langkah
tersebut.
c. Hirarki matematika ketat dan
kaku.
Dalam matematika terdapat materi
prasyarat yang diperlukan untuk dapat menginjak ke materi selanjutnya. Hirarki
belajar menurut Gagne harus disusun dari atas ke bawah atau up down
(Orton,1987). Dimulai dengan menempatkan kemampuan, pengetahuan, ataupun
keterampilan yang menjadi salah satu tujuan dalam proses pembelajaran di puncak
dari hirarki belajar tersebut, diikuti kemampuan, keterampilan, atau
pengetahuan prasyarat (prerequisite)
yang harus mereka kuasai lebih dahulu agar mereka berhasil mempelajari
keterampilan atau pengetahuan diatasnya.
Hirarki matematika bersifat ketat
dan kaku artinya dalam pemecahan masalah membutuhkan aturan, prinsip dan
konsep-konsep terdefinisi sebagai prasyaratnya, yang membutuhkan konsep konkret
sebagai prasyarat berikutnya lagi. Jadi diperlukan media agar dapat menuntun
untuk terbiasa dalam belajar matematika yang tatanannya bersifat siatematis dan
cenderung kaku.
d. Aplikasi matematika kurang nyata
Dapat dirasakan oleh siswa bahwa
aplikasi matematika itu kurang nyata, bahkan siswa hanya menganggap bahwa
matematika adalah kumpulan angka dan simbol-simbol. Oleh karena itu diperlukan
media agar matematika dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan begitu siswa juga dapat dengan mudah dalam mempelajari konsep-konsep
dalam matematika.
e. Belajar
matematika perlu fokus
Matematika memang tidah mudah
dipahami, serta hirarkinya yang kaku sehingga membuat siswa menjadi kesulitan
dalam mempelajari matematika. Maka dari itu siswa harus fokus ketika guru
sedang menerangkan materi matematika, sedangkan kebanyakan guru menggunakan
metode ceramah dalam pembelajarannya. Akibatnya siswa menjadi cepat lelah dan
bosan dalam belajar matematika, oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki
kreatifitas dalam pembelajaran matematika. Alat peraga dapat membatu guru untuk
menyampaikan ide atau gagasannya dalam pembelajaran matematika agar siswa lebih
aktif dan tidak bosan.
f. Citra
pembelajaran matematika kurang baik
Pandangan siswa saat ini terhadap
matematika memang kurang baik, mereka berpandangan bahwa pembelajaran
matematika itu menakutkan, tegang, bosan dan banyak PR. Hal ini disebabkan
karena guru kurang dapat mengkomunikasikan materi matematika yang bersifat kaku
tersebut agar dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh siswa. Pembelajaran
matematika di sekolah sampai saat ini umumnya dimulai dari penyampaian definisi
atau pengertian dari suatu objek secara intuitif, dilanjutkan dengan
pengoperasian terhadap objek tersebut, serta diakhiri dengan pemberian contoh
kemudian pemberian tugas atau PR yang banyak sebagai latihan.
Dalam pembelajaran matematika
yang notabennya banyak siswa yang menganggap bahwa matematika itu sulit, penuh
dengan rumus-rumus dan angka-angka, sehingga sebelum kegiatan pembelajaran
dimulai siswa sudah menyerah dan merasa tidak akan mampu menguasai materi
pelajaran yang akan disampaikan, hal ini mengakibatkan siswa menjadi tidak
dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Maka dari itu alat
peraga dapat membantu guru untuk mengubah paradigma yang selama ini berkembang
pada masyarakat pada umumnya dan siswa khususnya.
g. Kemampuan kognitif siswa masih konkret
Pada dasarnya kemampuan kognitif
siswa itu konkret, sedangkan materi matematika itu bersifat abstrak. Hal ini
akan menjadi hambatan bagi siswa dalam pembelajaran matematika. maka untuk
memahami konsep dan prinsip masih diperlukan pengalaman melalui obyek konkret
(Soedjadi, 1995:1) Suatu konsep diangkat melalui manipulasi dan observasi
terhadap obyek konkret, kemudian dilakukan proses abstraksi dan idealisasi.
Jadi dalam proses pembelajaran matematika, peranan media/alat peraga sangat
penting untuk pemahaman suatu konsep atau prinsip.
C. Fungsi
Media Pembelajaran
Dalam proses pembelajaran, media
memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima
(siswa). Sedangkan metode adalah prosedur untuk membantu siswa dalam menerima
dan mengolah informasi guna mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam kegiatan interaksi antara
siswa dengan lingkungan, fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya
kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran.
Tiga kelebihan kemampuan media (Gerlach & Ely dalam Ibrahim, et.al., 2001)
adalah sebagai berikut. Pertama,
kemapuan fiksatif, artinya dapat
menangkap, menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan
kemampuan ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam,
difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan
dan diamati kembali seperti kejadian aslinya. Kedua, kemampuan manipulatif,
artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai
macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya,
kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya. Ketiga,
kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang besar
jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV atau
Radio.
Hambatan-hambatan komunikasi
dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut. Pertama, verbalisme, artrinya
siswa dapat menyebutkan kata tetapi tidak mengetahui artinya. Hal ini terjadi
karena biasanya guru mengajar hanya dengan penjelasan lisan (ceramah), siswa
cenderung hanya menirukan apa yang dikatakan guru. Kedua, salah tafsir, artinya
dengan istilah atau kata yang sama diartikan berbeda oleh siswa. Hal ini
terjadi karena biasanya guru hanya menjelaskan secara lisan dengan tanpa
menggunakan media pembelajaran yang lain, misalnya gambar, bagan, model, dan
sebagainya. Ketiga, perhatian tidak berpusat, hal ini dapat terjadi karena
beberapa hal antara lain, gangguan fisik, ada hal lain yang lebih menarik
mempengaruhi perhatian siswa, siswa melamun, cara mengajar guru membosankan,
cara menyajikan bahan pelajaran tanpa variasi, kurang adanya pengawasan dan
bimbingan guru. Keempat, tidak terjadinya pemahaman, artinya kurang memiliki
kebermaknaan logis dan psikologis. Apa yang diamati atau dilihat, dialami
secara terpisah. Tidak terjadi proses berpikir yang logis mulai dari kesadaran
hingga timbulnya konsep.
D. Fungsi Alat Peraga Matematika
Pada dasarnya peserta didik
belajar melalui yang konkrit. Untuk memahami konsep abstrak, anak memerlukan
benda-benda konkrit (riil) sebagai perantara. Selanjutnya konsep abstrak yang
baru dipahami akan mengendap,
melekat, dan tahan lama bila ia
belajar melalui berbuat dan memahami pengertian, bukan hanya melalui mengingat
fakta. Dengan demikian alat peraga dalam pembelajaran matematika berfungsi
sebagai :
1.
Motivasi
dalam proses belajar mengajar, khususnya bagi peserta didik akan dapat timbul
minat belajar sehingga tercapainya tujuan belajar
2.
Konsep
abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkrit sehingga lebih mudah untuk
dipahami dan dimengerti serta dapat ditanamkan pada tingkat yang lebih rendah
3.
Hubungan
antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda di alam sekitar akan lebih
dapat dipahami dengan jelas
4.
Konsep-konsep
abstrak yang disajikan dalam bentuk konkrit yaitu dalam bentuk model matematika
yang dapat dipakai sebagai objek penelitian maupun sebagai alat untuk meneliti
ide-ide baru dan relasi baru.
Oleh karena itu, fungsi utama
dari alat peraga adalah untuk menurunkan keabstrakan dari konsep, agar peserta
didik mampu menangkap arti sebenarnya konsep tersebut. Dengan melihat, meraba
dan memanipulasi obyek/alat peraga maka peserta didik mempunyai
pengalaman-pengalaman dalam kehidupan sehari-hari tentang arti dari suatu
konsep.
D. Peranan
Alat Peraga Matematika
Menurut kurikulum (Anonim, 1991:
26), peranan alat peraga matematika disebutkan sebagai berikut :
1.
Alat
peraga dapat membuat pendidikan lebih efektif dengan jalan meningkatkan
semangat belajar siswa.
2.
Alat
peraga memungkinkan lebih sesuai dengan perorangan, dimana para siswa belajar
dengan banyak kemungkinan sehingga belajar berlangsung sangat menyenangkan bagi
masing-masing individu.
3.
Alat
peraga memungkinkan belajar lebih cepat segera bersesuaian antara kelas dan
diluar kelas.
4.
Alat
peraga memungkinkan mengajar lebih sistematis dan teratur.
Teori lain yang mengatakan bahwa
alat peraga dalam pengajaran dapat bermanfaat sebagai berikut : Meletakkan
dasar-dasar yang kuat untuk berfikir sehingga mengurangi verbalisme, dapat
memperbesar perhatian siswa, meletakkan dasar-dasar yang penting untuk
perkembangan belajar, sehingga belajar akan lebih mantap (Hamalik, 1997:40).
Setelah melihat peranan alat peraga dalam
pengajaran maka pelajaran matematika merupakan pelajaran yang paling
membutuhkan alat peraga, karena pada pelajaran ini siswa berangkat dari yang
abstrak yang akan diterjemahkan ke sesuatu yang konkret.
Latihan
Soal :
1.
Apa yang
di maksud dengan peran media pembelajaran matematika ?
2.
Sebutkan
beberapa kegiatan yang dapat dilakukan siswa dari pembelajaran matematika ?
3.
Sebutkan
beberapa manfaat media pembelajaran matematika dalam proses memgajar menurut
Edgar dale ?
4.
Sebutkan
peran media pembelajaran matematika ?
5.
Tuliskan
bebarapa alasan penting media dalam pembelajaran matematika ?
6.
Jelaskan
objek matematika itu abstrak sehingga memerlukan peragaan ?
7.
Sebutkan
contoh dari sifat matematika tidak mjdah di pahami ?
8.
Jelaskan
pengertian peran media pembelajaran matematika menurut Gerlach dan Ely ?
9.
Jelaskan
penggunaan media komputer dalam proses belajar mengajar ?
10. Apa yang dimaksud aplikasi matematika kurang nyata
?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar